Bincang Bersama Joune J.E. Ganda, S.E., MAP., M.M., M.Si. (Bupati Minahasa)
Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya merupakan penghargaan yang diberikan negara kepada orang-orang yang telah memberikan darma baktinya kepada Nusa dan Bangsa hingga dapat dijadikan teladan bagi orang lain. Tahun 2023, tanda kehormatan ini diberikan kepada 59 kepala daerah yang berkontribusi besar dalam pembangunan bidang pertanian dan ketahanan pangan, salah satunya Joune J.E. Ganda, Bupati Minahasa Utara (Minut).
Joune Ganda, begitu ia biasa disapa, meski baru menjabat dua setengah tahun sebagai Bupati Minahasa Minut, ia telah berhasil memberikan dampak besar bagi perkembangan daerah yang berada di ujung utara Pulau Sulawesi ini. Ia yang berlatar belakang pengusaha dan bergerak di banyak entitas bisnis, pelan-pelan merubah ‘mindset’ dunia pemerintahan.
Insting pebisnisnya kini ia terapkan untuk memajukan masyarakat Minut. Salah satunya mendorong produk lokal menjadi produk unggulan yang membawanya menjadi salah satu penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya.
“Saya tidak pernah kepikiran akan mendapatkan penghargaan dari Presiden RI ini. Di dalam benak saya, hanya ada niat ‘bagaimana meningkatkan perekonomian masyarakat? Hingga kemudian saya melihat kelapa yang begitu indah. Indah karena bentuknya unik dan buahya lebat berganda-ganda, tidak tinggi dan kita tahu pohon kelapa sudah menjadi bagian penting bagi masyarakat Minahasa Utara, ‘Bumi Nyiur Melambai’” terang Joune Ganda.
Kesan pertamanya ketika melihat kelapa mungil nan banyak buah ini berubah menjadi tanda tanya. “Saya sendiri heran melihat kelapa tersebut. Pohonnya tidak tinggi, tapi buahnya lebat, dan warnanya jingga. Keesokan harinya, saya panggil dinas pertanian. Saya minta untuk dilakukan penelitian, apakah itu varietas baru? Saya juga minta bekerjasama dengan Balai Penelitan Tanaman Palma yang memang ada di Minahasa Utara,” tambahnya.
Singkat cerita, setelah diuji, ternyata hasilnya adalah pohon kelapa jenis baru atau varietas baru. Setelah mendapatkan hasil uji laboratorium, termasuk paparan para ahli dan dinas pertanian, Bupati Joune Ganda memutuskan akan mengembangkan jenis kelapa baru ini. Salah satu alasannya, hubungan erat masyarakat Minut dengan pohon kelapa selama ini sudah sangat erat, termasuk ekonomi yang dihasilkan dari pohon kelapa. Wilayah Minut yang subur juga sangat cocok untuk tanaman kelapa.
“Masyarakat saat ini memang menghadapi dilema, khususnya terkait tanaman kelapa. Memang harus diakui, harus ada inovasi dan tatanan baru. Pohon-pohon kelapa yang ada saat ini tinggi-tinggi. Pertanyaannya siapa yang mau manjat? Orangtua sudah terlalu tua untuk memanjat, menyuruh anak muda, mereka sudah kuliah, masa mereka kembali lagi memanjat pohon kelapa? Inilah dilema yang dihadapi masyarakat saat ini,” papar Joune Ganda.
Varietas Kelapa Genja Jingga Ganda
[Joune Ganda | Bupati Minahasa Utara | Foto: Humas Apkasi]
Solusi yang ditawarkan Bupati Joune Ganda adalah regenerasi pohon kelapa dengan varietas baru ini. “Bayangkan, tingginya maksimal hanya 6-7 meter. Usia berbuahnya juga tergolong singkat, tidak seperti varietas yang lama. Setelah mencapai tinggi 1 meter sudah berbuah. Buahnya banyak berganda-ganda, ini merupakan salah satu solusi yang bisa saya tawarkan kepada masyarakat. Tidak perlu memanjat tinggi-tinggi,” kenang Joune Ganda.
Seiring waktu, ia dan dinas pertanian terus memperkuat kajian tentang temuan varietas baru ini. Hingga kemudian mendapat dukungan dari Balit Palma yang berubah menjadi bagian dari BRIN, hingga Kementerian Pertanian RI untuk mendapatkan sertifikasi. Bupati pun memutuskan nama jenis kelapa varietas baru ini Kelapa Genja Jingga Ganda. Penamaan ini tentu berdasarkan fisik kelapa itu sendiri yang berwarna jingga dan buahnya berganda-ganda.
“Ada banyak paparan dan kajian yang kami harus siapkan untuk mendapat pengakuan bahwa ini jenis varietas baru. Kita tahu, untuk menentukan varietas baru atau tidak bukanlah perkara mudah. Saya juga mendapat dukungan penuh Gubernur Sulawesi Utara, Bapak Olly Dodokambey dan seluruh masyarakat untuk mendaftarkan varietas baru ini, sehingga menjadi produk geografis spesifik Minahasa Utara,” terangnya.
Setelah dilakukan berbagai penelitan, pemaparan, peninjauan lapangan hingga uji petik, Kementerian Pertanian akhirnya mengeluarkan keputusan bahwa Kelapa Genja Jingga Ganda merupakan varietas baru dari Minahasa Utara. “Banyak manfaat yang bisa kami dapatkan dengan ditetapkannya Kelapa Genja Jingga Ganda varietas baru dari Minahasa Utara. Selain nantinya dijadikan tanaman unggulan masyarakat Minahasa Utara, hanya kamilah yang boleh menjual bibitnya. Inilah yang akan terus kami jadikan penggerak ekonomi baru bagi Minahasa Utara,” jelas Joune Ganda.
Peluang Ekonomi Baru dari Minahasa Utara
Tahun 2022 lalu, proses pembibitan skala besar sudah dilakukan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara. Nantinya, selain untuk meregenerasi kelapa-kelapa dalam jenis lama yang sudah tinggi-tinggi, pembibitan jenis baru ini diharapkan bisa memenuhi permintaan tinggi dari luar daerah.
“Saat ini sudah banyak Bupati dan pengusaha di daerah lain, termasuk Pulau Jawa yang meminta bibit ke kami. Tentu ini menjadi angin segar bagi pengembangan sektor pertanian dan perkebunan di Minahasa Utara. Target kami, selain untuk dijadikan produk unggulan, kami juga ingin menjadi sentra penghasil bibit Kelapa Genja Jingga Ganda,” papar Bupati.
Bupati bahkan sudah mendapatkan komitmen investasi dari dari berbagai entitas bisnis untuk pengembangan Kelapa Genja Jingga Ganda di Minahasa Utara, termasuk untuk hilirisasinya nantinya. Salah satu produk akhir yang potensial adalah gula semut yang kini sangat digemari pasar ekspor.
Dianugerahi Satyalancana Wira Karya
Roadmap pengembangan Kelapa Genja Jingga Ganda yang digagas Bupati Minahasa Utara ternyata mendapat atensi dari Presiden Joko Widodo. Hingga kemudian masuk nominasi penerima penghargaan Satyalancana Wira Karya khusus bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan. Penentuan seseorang berhak mendapatkan tanda kehormatan ini tentu tidaklah mudah. Banyak kajian dan tahapan yang harus dilewati hingga kemudian layak mendapatkannya.
Proses dan tahapan seleksi penerima penghargaan Satyalancana Wira Karya meliputi banyak hal. Sesuai dengan filosofi latar belakang setiap penerima tanda penghargaan seperti Satyalancana, indikator-indikator penting yang harus dipenuhi tidaklah mudah. Harus memberikan manfaat bagi Nusa dan Bangsa dan menjadi teladan bagi orang lain. Khusus untuk bidang pertanian dan ketahanan pangan, aspek-aspek perencanaan dan sustainablity-nya harus jelas serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
“Kami memang sudah menyiapkan roadmap yang baik untuk pengembangan varietas baru ini. Mulai dari hulu hingga hilir. Gambarannya, kami ingin masyarakat menjadikan komoditi ini sebagai unggulan. Untuk bibit akan disediakan pemerintah. Nanti atau tiga tahun mendatang, kami akan menyiapkan industri hilir untuk menampung produk masyarakat. Saat ini, kami berharap produk akhirnya menjadi gula semut karena menurut kajian kami saat ini, produk ini yang punya nilai ekonomi paling baik,” paparnya yang lulusan S2 Administrasi Negara, Universitas Negeri Manado ini.
“Beberapa perusahaan sudah mulai membuka komunikasi dengan Pemerintah Kabapaten Minahasa Utara terkait produk hilirisasinya. Pengusaha saat ini tentu sudah bisa melihat peluang, tinggal bagaimana dengan kapasitas produksi masyarakat tiga tahun lagi setelah panen yang terus kami koordinasikan. Salah satunya dengan mulai membentuk kelompok tani khusus untuk Kelapa Genja Jingga Ganda. Bila kapasitasnya cukup, industri tentu akan masuk,” tambahnya sambil tak lupa menyampaikan apresiasi dan terimakasihnya kepada seluruh pihak yang mendukung pengembangan Kelapa Genja Jingga Ganda, termasuk kepada Presiden Joko Widodo yang memberikan penghargaan Satyalancana Wira Karya. (*)